0

Makaroni Sosis

Bahan:
1 sdm mentega
30 g bawang Bombay, cincang
1 buah sosis sapi, potong-potong
1 sdm tepung terigu
250 ml susu segar
150 g makaroni kering, rebus hingga lunak
2 sdm kacang polong beku
2 sdm keju cheddar parut
1 sdt merica bubuk
1/2 sdt pala bubuk
1 sdt garam
 
Taburan:
1 sdm keju cheddar parut
Pelengkap:
Sayap ayam goreng
Buah segar

Cara membuat:
  • Tumis bawang Bombay hingga layu.
  • Masukkan sosis, aduk hingga kaku.
  • Taburi tepung terigu, aduk rata.
  • Tuangi susu, aduk hingga mendidih.
  • Masukkan makaroni, kacang polong, keju dan bumbu.
  • Didihkan hingga mendidih dan kental.
  • Angkat, taburi keju
  • Sajikan dengan Pelengkapnya.
Untuk 2 orang
 
 
Ini makanan idaman-ku waktu masih kecil. Tapi sayang, mama ga pernah bikinin makanan "serupa" ini di rumah,, wakakaka,, (curhatan masa kecil kurang bahagia).
Yang ada malah dikasih krupuk, nasi + kecap, gara-gara susah bgt kalo disuruh makan.
 
Kerupuk
Nasi Putih













kecap manis










hahaha,, sedihnya :(
0

Referensi Link Layout

http://free-blogger-template-layout.blogspot.com/search?updated-max=2007-12-21T04%3A35%3A00%2B07%3A00&max-results=7
1

Mas, kq ga ada di FTV lagi?


Wah,, mas Dhimas Anggara..
Dari awal liat FTV di SCTV, nih mas-mas udah keliatan keren banget, unyu2..
Gara-gara liat actingnya di FTV jadi cowok Jogja (bareng Kirana Larasati + Rio Dewanto), jadi pingin punya pacar orang Jogja macem mas ini..
Apalagi waktu lihat tattoo-nya, sumpah waktu telanjang dada, keren banget.
Jadi pingin punya cow bertattoo ^_^ 
Ayo mas, main FTV lagi!!! 

0

Menulis Sebuah Cerita


Menulis, seperti yang sudah saya kemukakan pada lembar “Perkenalan”, bahwa saya tidak terlalu suka menulis. Akan tetapi ketika membuka-buka file di dalam folder document di laptop saya, saya melihat ada sebuah file dengan nama “It’s Mine”. Sejenak saya  memutar mundur ingatan saya kembali di saat saya pertama kali menulis di dalam file tersebut. Ya, apa salahnya jika saya membuka file tersebut dan membacanya, toh yang membuat juga saya sendiri. Mungkin saja ada hal-hal lucu yang bisa sya temukan dari dalam file berisi tulisan saya tersebut. Dan akhirnya saya membuka file “It’s Mine”, lalu tersenyum-senyum sendiri setelah membaca judul dari tulisan saya: “Another Cinderella Story”, ahahaha..
File tersebut berisi sepenggal bagian awal cerita yang hendak saya tulis. Pemilihan kata-katanya dan susunan kalimatnya masih amatir, tapi itu sudah cukup bagus untuk pemula semacam saya. File itu saya buat kira-kira sekitar 1 tahun yang lalu. Tapi tidak saya lanjutkan karena laptop saya mengalami kecelakaan dan membutuhkan sebuah tindakan penyelamatan (servis) yang memakan biaya relatif mahal. Setelah saya membacanya, muncul keinginan untuk melanjutkan cerita tersebut. Tapi apa boleh buat, saya masih belum mendapatkan mood dan inspirasi cerita yang tepat. Ya tinggal tunggu waktu saja-lah., hehehe… 
0

“Siapa Pacar-mu Sekarang”


Jumat siang di hall lt 1 Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, aku dan teman baikku (Mia) tengah menghibur diri terhadap kebosanan dengan memanfaatkan fasilitas wifi yang disediakan pihak kampus. Mungkin mengisi kekosongan waktu siang itu dengan berwifi-ria dapat menghapus kebosanan bagi mia, tapi tidak bagiku. Kenapa tidak? Ya, bagaimana tidak, kebetulan laptop milikku sedang dalam masa pemulihan dari ketidak-berfungsian-nya (alias sedang di servis), jadi bisa dibilang aku hanya melihat temanku membuka-buka link-link boysband korea kegemarannya dan itu membuatku semakin bosan, karena aku tidak cukup tahu tentang hal-hal berbau korea. Kenapa tidak pulang saja? Ya, itu pertanyaan bagus. Sebenarnya alasan utama mengapa aku rela untuk berlama-lama dikampus adalah untuk menunggu mata kuliah pelajaran agama Islam selesai. Lha, kenapa begitu? Toh kamu non-Muslim, apa yang kamu tunggu? Ya, aku menunggu seseorang (Recy,juga teman baikku) untuk nebeng pulang, kebetulan rumah kami searah dan dia seorang Muslim. Akhirnya aku menghabiskan waktuku di hall dengan mengamati suasana hall siang itu yang ramai dengan mahasiswa semester 2 dan 4 (ada yang sibuk dengan tugas-tugas mereka, ada yang sibuk dengan pacar mereka, ada pula yang sibuk tertawa sambil menikmati wifi gratis kampus). Ya, cukup menghibur… HAHAHA…
Tapi itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja ada sesosok “makhluk halus” (hahaha..) yang datang mendekatiku. Bukan benar-benar makhluk halus tentunya, hehe., yang aku maksud adalah senior lelaki yang berperasaan seperti perempuan (just kid), namanya Tantra. Seniorku yang satu ini cukup dekat denganku (sebagai teman tentunya, bukan yang lain-lain). Ya  karena dia salah satu teman baik mantanku yang juga seorang senior di FKH, dan aku sering sekali mengerjai-nya. Mas Tantra (begitu aku memanggilnya), dengan senang hati bercerita tentang keluh kesah dirinya dan tentang mantannya yang mendapat skandal mempunyai hubungan dengan salah satu dosen di FKH. Dia memang cukup menyenangkan untuk dijadikan sebagai teman curhat. Setelah dia bercerita panjang lebar dan juga menanggapi pertanyan-pertanyaan yang aku ucapkan, tiba-tiba saja dia balik menanyakan kepadaku sesuatu yang cukup sulit untuk dijawab.
 “Siapa pacar-mu sekarang?”
Hash... Kenapa harus menanyakan hal itu? Sebenarnya tidak ada salahnya jika dia atau orang lain bertanya kepadaku tentang siapa pacar-ku saat ini. Toh, jawabanya akan sama saja:
                “Tidak ada seorangpun”.
Tapi setelah itu mereka akan semakin menginterogasiku seperti seorang narapidana yang sedang dihakimi, atau seperti seorang selebritis yang sedang diwawancara (setidaknya menjadi selebritis lebih baik daripada menjadi narapidana). Dan yang aku khawatirkan terjadi..
“Kenapa kamu ga punya pacar? Bukannya kamu  pernah bikin status di FB kalau sudah punya pacar?” OMG, aku ga pernah pasang status “sudah punya pacar”,hahaha… Aku bingung mau menjawab bagaimana.
“Trauma kali, Mas. Hehehe.. Wah, aku ga pasang status gitu koq. Aku bilang ada cow yang nembak aku, tapi aku tolak. Masa’ kaya gitu diartikan aku udah punya pacar, hahaha…”
“Emang siapa yang nembak kamu? Anak FKH? ”
 “Dua orang bukan anak FKH, tapi ada satu anak FKH, temanku satu kelas”
“Kenapa di tolak? Siapa yang anak FKH? Aku kenal ga?” wah, semakin gencar pertanyaannya.
“Yang dua orang ketua-an buat aku, beda delapan tahun. Kalo yang temenku itu, ya karna aku ga pingin pacaran satu fakultas lagi.. bosen, hehehe… ”
Ya itulah sepenggal percakapan penting-ku dengan teman baik mantanku. Ada yang aku sembunyikan dari-nya dalam jawabanku yang terakhir. Sebenarnya bukan aku tidak ingin berpacaran dengan seseorang dari satu fakultas, tapi lebih karena aku ingin menjaga perasaan seseorang. Aku percaya, kalian tahu siapa yang aku maksud dengan “perasaan seseorang”. Hemm, jawaban yang tepat, “mantanku”. Memang sudah hampir dua tahun ini kami putus, akan tetapi tidak ada salahnya kan untuk saling menjaga perasaan satu sama lain. Dulu sewaktu masih memiliki hubungan (pacaran), aku pernah meminta-nya berjanji untuk tidak berpacaran dengan mahasiswi FKH jika kelak kami sudah putus (tidak berpacaran lagi). Dan sampai saat ini sepertinya dia masih menepati janjinya (“sepertinya”), dan yang bisa aku lakukan sebagai timbal balik adalah melakukan hal yang sama dengannya (walaupun dia tidak pernah memintanya).
Tapi sayangnya hubungan kami setelah putus menjadi amat sangat tidak baik. Kami berdua saling menjaga jarak dan saling menghindar satu sama lain. Itu kesalahanku. Sewaktu putus, dia memintaku untuk tidak menghindarinya. Tapi aku tidak bisa memenuhi permintaannya. Tahu-lah kalian, perasaan perempuan sangat rapuh ketika menghadapi hal-hal sulit*(bagiku) seperti itu. Bagaimana aku bisa tidak menghindarinya, jika setiap kali bertemu aku tidak dapat menahan air mataku. Oh, tidak!! Lama-kelamaan aku mulai bisa menguasai perasaanku dan air mataku, tapi sudah terlambat, dia mulai menghindariku (hingga saat ini). Seharusnya tak perlu ada kata penyesalan bagiku, tapi aku merasa sudah bersalah karena telah menjadi penyebab kebisuan diantara kami yang seharusnya baik-baik saja. Dan satu yang perlu dia (mantanku) ketahui, saat itu aku menghindar darinya bukan karena aku membencinya (tak pernah sekalipun dan tak pernah ada satupun alasan yang membuatku mampu membencinya hingga detik ini), walaupun aku memang terluka saat dia memutuskan-ku. Tapi aku tidak ingin menjadi seorang munafik dengan harus membenci orang yang pernah sangat aku sayangi untuk dapat melupakannya. “Membenci bukanlah jalan untuk melupakan sesuatu”. (Thaz 20/05/’11)
0

Perkenalan…


Salam kenal bagi para “Blogger” 
Saya, Tasiana Tri W. dan teman-teman saya biasa memanggil saya “Tas, Thaz, Tasi”, kalian bisa memanggil saya dengan salah satu nama panggilan tersebut. Saya seorang mahasiswi semester IV Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Sejak lahir (1990) hingga detik ini saya tinggal di Surabaya, bisa dibilang asli Surabaya. Tapi jangan bertanya mengenai jalan-jalan di Surabaya, jujur saja saya kurang bisa mengingat posisi jalan-jalan yang terdapat di Surabaya, hehe… Sebagai calon dokter hewan, tentunya saya pecinta binatang (Pet or Wild animal), tapi tidak untuk jenis reptile (kadal) kecuali ular. Itu sekilas tentang saya..
Sebenarnya saya tidak gemar menulis sebuah cerita atau apapun itu yang disebut mengarang atau berprosa. Saya hanya ingin menulis jika memang benar-benar ada yang ingin saya sampaikan atau jika mood saya sedang baik untuk menulis sesuatu. Tapi kegiatan menulis ini saya lakukan akibat dari pengaruh pergaulan. Beberapa teman kampus saya senang sekali menulis, dan mereka sering membuat saya iri dengan kemampuan menulis mereka. Oleh karena itu sesekali saya ingin menulis, itung-itung untuk melatih kemampuan menulis saya, hehe.. Jadi harap maklum jika kata-kata, bahasa, penyusunan kalimat saya terlihat amburadul, hehe.. :P
Akhir kata, selamat membaca..
 
Copyright © Thazlicious